Terletak di Prefektur Kagoshima, Jepang selatan, Pulau Yakushima merupakan salah satu lokasi paling magis di Negeri Sakura. situs spaceman Dikenal karena hutan purbanya yang lebat, pepohonan kuno berusia ribuan tahun, dan atmosfer yang begitu alami dan mistis, pulau ini bukan hanya menjadi surga bagi pecinta alam, tetapi juga menginspirasi film animasi legendaris karya Studio Ghibli, Princess Mononoke.
Keajaiban Alam Pulau Yakushima
Yakushima adalah pulau gunung berapi yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan dan hutan hujan subtropis. Salah satu ciri khasnya adalah pohon Yaku-sugi—spesies cemara Jepang yang hanya tumbuh di pulau ini—yang banyak di antaranya berumur lebih dari 1.000 tahun. Bahkan, ada satu pohon legendaris bernama Jōmon Sugi, yang diperkirakan berusia antara 2.000 hingga 7.000 tahun, menjadikannya pohon tertua dan terbesar di Jepang.
Hutan Yakushima menerima curah hujan yang sangat tinggi sepanjang tahun, menciptakan suasana yang lembap, rimbun, dan diselimuti lumut. Kombinasi pepohonan raksasa, kabut, dan bebatuan berlumut inilah yang menjadikan hutan Yakushima tampak seperti dunia dongeng.
Inspirasi bagi Film ‘Princess Mononoke’
Sutradara Hayao Miyazaki dari Studio Ghibli melakukan perjalanan ke Yakushima sebelum memproduksi Princess Mononoke (1997). Ia terpesona oleh keindahan dan kekuatan alam hutan purba di sana. Visualisasi hutan lebat tempat tinggal roh-roh hutan dan makhluk gaib dalam film tersebut sangat dipengaruhi oleh lanskap Yakushima.
Nuansa hutan yang hidup, mistis, dan seolah memiliki kekuatan spiritual tersendiri dalam film Princess Mononoke bukanlah fiksi belaka, melainkan refleksi dari kesan yang ditangkap Miyazaki selama berada di pulau ini. Yakushima dengan segala kesunyiannya berhasil menjadi sumber utama penciptaan dunia yang menggambarkan konflik antara manusia dan alam.
Ekowisata dan Pelestarian Alam
Yakushima telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1993. Pulau ini sangat dijaga kelestariannya. Jalur pendakian dan kunjungan ke tempat-tempat penting seperti Jōmon Sugi atau Shiratani Unsuikyo Gorge dirancang agar tidak mengganggu ekosistem.
Wisatawan yang datang biasanya tertarik untuk melakukan trekking panjang melalui hutan-hutan tua, menginap di penginapan tradisional, dan menyaksikan kehidupan lokal yang menyatu dengan alam. Selain pohon tua, Yakushima juga merupakan habitat bagi berbagai satwa langka seperti rusa Yakushika dan monyet Yakuzaru.
Tantangan dan Masa Depan
Meskipun pariwisata memberikan pendapatan tambahan bagi warga lokal, meningkatnya jumlah pengunjung juga memunculkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan. Oleh karena itu, pihak berwenang dan komunitas lokal bekerja sama untuk menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan.
Edukasi terhadap wisatawan dan pengelolaan jalur hiking secara ketat menjadi bagian dari upaya mempertahankan keaslian hutan Yakushima agar tetap lestari untuk generasi mendatang, sambil tetap menjadi sumber inspirasi bagi seniman dan pencinta alam dari seluruh dunia.
Kesimpulan
Pulau Yakushima adalah perwujudan nyata dari hutan yang tidak hanya menyimpan kekayaan ekologis, tetapi juga nilai spiritual dan artistik. Keindahan purba yang diabadikan dalam film Princess Mononoke menunjukkan betapa alam bisa menjadi sumber kekuatan naratif yang mendalam. Di Yakushima, alam bukan sekadar latar, melainkan tokoh utama yang hidup, bernapas, dan memiliki cerita sendiri.