Matera adalah salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni hingga kini. Terletak di wilayah Basilicata, Italia Selatan, kota ini berdiri di atas dan di dalam batuan kapur yang terukir oleh waktu dan tangan manusia. slot qris gacor Di tengah kemegahan kota-kota populer Italia seperti Roma dan Venesia, Matera pernah nyaris dilupakan. Namun, desa batu yang memukau ini menyimpan sejarah panjang peradaban yang tak kalah mengesankan.
Sassi di Matera: Permukiman di Dalam Batu
Ciri khas Matera terletak pada kompleks permukiman kunonya yang dikenal sebagai “Sassi”, yaitu gua-gua yang dipahat langsung dari tebing batu kapur. Kompleks ini terbagi menjadi dua bagian utama: Sasso Barisano dan Sasso Caveoso. Bentuk arsitekturnya menyerupai labirin, dengan rumah-rumah yang tertanam di lereng curam dan menyatu dengan kontur alam sekitarnya. Banyak dari gua-gua ini telah digunakan sejak zaman prasejarah, menjadikannya saksi bisu kehidupan manusia selama ribuan tahun.
Uniknya, bagian luar rumah terlihat seperti bangunan biasa, tetapi interiornya sering kali merupakan gua dalam batu. Beberapa bahkan memiliki sistem ventilasi, saluran air, dan gereja yang juga dipahat dari batu. Sekilas, lanskap Matera terlihat seperti potongan dari masa lampau yang membeku di tengah waktu.
Dari Kemiskinan ke Warisan Dunia
Selama abad ke-20, Matera sempat dikenal sebagai simbol kemiskinan ekstrem di Italia. Penduduknya tinggal dalam kondisi tidak sehat di gua-gua yang lembap, tanpa akses listrik atau sanitasi memadai. Pada tahun 1950-an, pemerintah Italia memindahkan sebagian besar penduduk dari Sassi ke permukiman modern. Sassi pun menjadi kota hantu yang nyaris ditinggalkan seluruhnya.
Namun, justru dari keterpurukan itulah Matera mulai mendapatkan perhatian dunia. Para arkeolog, seniman, dan sejarawan melihat nilai sejarah yang luar biasa dari kawasan ini. Pada tahun 1993, UNESCO menetapkan Sassi di Matera sebagai Situs Warisan Dunia. Pengakuan ini membawa angin segar, memicu restorasi besar-besaran dan menjadikan Matera destinasi budaya yang unik.
Matera dalam Dunia Perfilman
Keunikan lanskap Matera juga menarik perhatian industri perfilman. Kota ini kerap digunakan sebagai latar cerita kota-kota kuno atau lokasi religius dalam film. Salah satu film terkenal yang mengambil lokasi di Matera adalah The Passion of the Christ (2004) karya Mel Gibson. Selain itu, Matera juga tampil dalam film James Bond No Time to Die (2021), memperkuat citranya sebagai kota dengan atmosfer dramatis dan eksotis.
Penggambaran Matera dalam film memperkuat kesan bahwa kota ini seolah berdiri di luar zaman. Jalanan batu, rumah-rumah gua, dan panorama yang menakjubkan menciptakan dunia yang terasa asing namun memikat secara visual.
Matera Hari Ini: Kota yang Bangkit dari Batu
Sejak ditetapkan sebagai Ibu Kota Budaya Eropa pada 2019, Matera mengalami transformasi signifikan. Banyak rumah gua telah direnovasi menjadi hotel butik, museum, dan restoran. Namun, restorasi dilakukan dengan tetap menjaga struktur dan karakter asli bangunannya. Kota ini kini menjadi contoh revitalisasi situs sejarah yang tetap menghormati akar budayanya.
Meskipun popularitasnya meningkat, Matera masih mempertahankan nuansa tenang dan sederhana. Penduduk setempat hidup berdampingan dengan sejarah mereka sendiri, dalam rumah yang pernah dihuni leluhur ribuan tahun lalu. Suasana kota ini menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditemukan di kota-kota besar Italia: keheningan yang penuh makna.
Penutup: Warisan yang Terus Bernapas
Matera bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah refleksi dari ketahanan manusia, percampuran sejarah dan arsitektur, serta simbol dari bagaimana tempat yang pernah dilupakan bisa kembali bersinar. Dari gua prasejarah hingga studio film modern, Matera tetap berdiri di atas fondasi batu yang menyimpan ribuan cerita masa lalu.